Uji Coba Rumput Laut di Kwangko Memperlihatkan Hasil

Kategori Berita

.

Uji Coba Rumput Laut di Kwangko Memperlihatkan Hasil

Koran lensa pos
Rabu, 11 September 2019

Ir. Wahidin, M. Si (Kadislutkan Dompu), Selasa (10/9) sedang mengangkat rumput laut jenis kotoni yang dibudi daya di Perairan Kwangko

Dompu, Lensa Pos NTB -  Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu beberapa kali melakukan uji coba budi daya rumput laut. 
Namun kegagalan demi kegagalan dijumpai. Kegagalan yang dialami tidak mengakibatkan mereka putus harapan. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Peribahasa itulah yang terus menjadi pegangan mereka  dalam melakukan uji coba ini. Mereka terus mengambil pelajaran dari setiap kegagalan itu. Panas terik matahari tidak menyurutkan langkah mereka untuk terus melakukan uji coba budi daya salah satu program unggulan Pemkab. Dompu ini. Terjangan ombak juga  mereka hadapi dengan ketegaran  untuk memperoleh sebuah keberhasilan.
Ir. Abdul Razak (Kabid Budi Daya Dislutkan Dompu) memperlihatkan rumput laut hasil uji coba di Perairan Kwangko

Kini buah dari kelelahan itu mulai memperlihatkan hasil. Rumput laut kotoni yang dibudidayakan sebulan lalu tepatnya pada 7 Agustus 2019 tumbuh subur di perairan Kwangko.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu, Ir. Wahidin, M. Si didampingi Kabid Budi Daya dan beberapa Kepala Seksi dengan menaiki perahu, Selasa siang (10/9) menyaksikan secara langsung pertumbuhan rumput laut jenis kotoni yang dibudidayakan oleh Osi Malani,  warga setempat.
Rumput laut tersebut dibudi daya menggunakan puluhan tali ris (long line) dengan panjang masing-masing 40 meter.
"Kami merasa puas dengan hasil uji coba ini. Meskipun gagal berkali-kali tidak apa-apa," ungkapnya puas.
Lebih lanjut Wahidin mengemukakan rumput laut yang dibudi daya ini bisa mencapai hasil 10 kali lipat dan saat ini harga penjualannya juga sangat menjanjikan.
"Harganya sekarang ini sampai 23 ribu sekilo (kilogram,red) kalau dulu hanya sekitar 8 ribu sekilo," ujarnya.
Osi Malani, Pembudi daya rumput laut di Perairan Kwangko
Wahidin mengaku dari hasil uji coba berkali-kali, pihaknya memperoleh sejumlah kesimpulan penyebab terjadinya kematian rumput laut.
Du antaranya karena pengaruh pestisida yang digunakan petani di gunung-gunung untuk pemberantasan gulma pada tanaman jagung.
"Petani menyemprot pestisida pagi hari lalu siangnya datang hujan membawa pestisida itu ke laut. Pengaruhnya pada pertumbuhan rumput laut menjadi terganggu," ujarnya.
Penyebab lain adalah menurunnya salinitas (kadar keasinan) air laut akibat air tawar (air hujan) di musim hujan. Disebutnya pertumbuhan rumput laut akan menurun apabila salinitas air laut menurun akibat air hujan. Apalagi bila terjadi banjir maka sangat berpengaruh terhadap penurunan pertumbuhan rumput laut.
"Banjir itu bukan hanya menghanyutkan rumput laut tetapi juga mengganggu pertumbuhan rumput laut," tandasnya.
Karena itu ia menyarankan budi daya rumput laut idealnya di musim kemarau karena salinitas air laut cukup baik bagi pertumbuhannya.

Dikatakannya untuk mengukur salinitas air laut di lokasi tersebut setiap hari dilakukan pengukuran menggunakan PH meter.

"Salinitas air laut saat ini di atas 35. Sedangkan waktu musim hujan hanya 25," kata Kasi Tata Ruang Laut Pesisir Pantai dan Pulau-Pulau Kecil dan Konservasi, Zainuddin, S. Sos menambahkan. (AMIN).