Dompu, Lensa Pos NTB - Kita harus bersahabat dengan alam, maka alam pun akan bersahabat dengan kita.
Demikian pesan Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu, Miftahul Su'adah, ST saat menjadi narasumber dalam acara Lokalatih Perubahan Iklim, Pengelolaan Bencana Berbasis Masyarakat dan Pengembangan Kampung Iklim di Kabupaten Dompu yang digelar oleh Lembaga Studi Pengkajian Lingkungan (Lespel) Dompu, Jum'at (22/3) di Gedung Dharma Wanita Dompu.
Dalam paparan materinya yang berjudul "Kebijakan Pemkab Dompu dalam Menurunkan Kerentanan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir dan Kekeringan", Su'ad mengemukakan bencana alam yang paling sering terjadi di Kabupaten Dompu adalah banjir.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebutnya, ada 6 (enam) faktor yang menyebabkan terjadinya banjir. Yaitu pertama, perlakuan manusia terhadap alam dengan adanya alih fungsi hutan; kedua, proses alam seperti curah hujan dengan intensitas tinggi; ketiga, daerah yang berada di suatu cekungan; keempat, kurangnya daerah resapan air akibat penebangan hutan dan alih fungsi lahan menjadi daerah pemukiman; kelima, buruknya penanganan sampah; dan keenam, buruknya penanganan saluran air (drainase).
Lebih lanjut Su'ad menerangkan terkait dengan mitigasi kebencanaan, telah tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Dompu 2016 - 2021 pada misi ke 6 (enam) yaitu "Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Menciptakan Kota Dompu yang Asri, Bersih dan Nyaman".
"Misi ke 6 ini merupakan cerminan bagaimana Pemkab Dompu mengelola lingkungan hidup agar lebih berkelanjutan," jelasnya.
Sebagai tindak lanjut dari misi ke 6 tersebut, lanjutnya ada 5 program prioritas yang dilaksanakan antara lain rehabilitasi dan pemulihan sumber daya alam, pencegahan dan penanggulangan korban bencana alam, dan pengelolaan mitigasi di kawasan rawan bencana. (Amin).