Ilustrasi |
Dompu,
Koranlensapos.com— Aliansi Mahasiswa di Kabupaten Dompu menggelar orasi memeringati
hari tani nasional, Senin (25/9/2017). Mahasiswa menyorot penguasaan lahan tani
oleh perusahaan keruk dan tebu. Massa juga menyorot kelangkaan dan melambungnya
harga pupuk yang kini dihadapi petani.
Aksi ratusan
mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR), AGRA, SPARTA,
SAMUDRA, AMAPETRA dan LAPIMDU Dompu berlangsung di depan Sekretariat DPRD
Kabupaten Dompu.
Koordinator massa,
Ilham mendesak pemerintah dan legislatif agar memerjuangkan seluruh hak petani.
Menghetikan landreform palsu dan memerhatikan kebutuhan petani seperti
pepstisida, pupuk dan peluang untuk memiliki lahan.
“Pupuk yang mahal
sehingga pendapatan petani tidak sebanding dengan pengeluaran seperti petani
bawang merah saat ini yang ada di Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu dan begitu
juga dengan Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Dompu, sehingga tingginya
beban kerja masih terus berlangsung,” katanya.
Menurutnya, program
reforma agraria yang diluncurkan pemerintah tidak menyelesaikan masalah yang
dihadapi petani dan suku minoritas. Karena banyak lahan yang dikuasai oleh
kapitalis seperti perusahaan keruk dan perusahaan tebu.
“Komoditas dalam
negeri masih sepenuhhnya di kendalikan oleh imprelisme. Tanah dan seluruh
kekayaan alam tetap berada di tangan yang sama, negara dan para tuan tanah
besar yang menjadi pelaksana modal imprialisme,” katanya. (RUL)