Dialog antara massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Tani Menggugat dengan pihak Pemda Dompu yang diwakili Sekda Gatot Gunawan PP didampingi Kadistanbun Muhammad Syahroni dan Plt. Kepala Bakesbangpol Ardiansyah serta 3 pemilik gudang jagung di Kecamatan Manggelewa, Rabu (17/4/2024)
Dompu, koranlensapos.com - Dua dari tiga gudang perusahaan pembelian jagung di Kecamatan Manggelewa akan ditutup sementara waktu. Keduanya adalah gudang milik PT. Seger Dompu yang beralamat di Desa Tekasire dan Gudang milik Joko di Desa Banggo Kecamatan Manggelewa.
Keputusan penutupan sementara itu disampaikan langsung oleh pimpinan kedua perusahaan tersebut dalam acara dialog dengan mahasiswa dan elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Tani Menggugat di Aula Kantor Camat Manggelewa, Rabu (17/4/2024).
"Untuk sementara waktu kami akan tutup dulu," ucap Pimpinan PT. Seger Dompu di sesi-sesi akhir dialog tersebut. Statemen yang sama juga disampaikan Pimpinan Gudang Joko.
Keputusan menutup sementara waktu itu diambil kedua pemilik gudang jagung itu menyikapi desakan massa aksi yang menuntut agar pihak perusahaan membeli jagung di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yakni Rp. 4.200 per kilogram.
Massa aksi menuntut kenaikan harga pembelian jagung oleh perusahaan di atas HPP karena mempertimbangkan kenaikan harga benih, pupuk dan obat-obatan yang cukup menyengsarakan petani. Belum lagi berbagai risiko yang harus dihadapi petani dalam bercocok tanam jagung hibrida itu.
Pada kesempatan tersebut, Pimpinan PT. Seger mengemukakan alasannya terkait dengan harga pembelian Rp. 4.100 karena memperhitungkan dari sisi alur transportasi yang sangat panjang hingga sampai di Pulau Jawa. Ia menyebut penerimaan jagung di Pulau Jawa hanya dengan harga Rp. 4.800 per kilogram.
'Dengan jalur transportasi yang jauh ini biayanya juga besar sehingga kami hanya bisa membeli dengan harga 4.100 dengan kadar air 15 persen," jelasnya.
Keterangan Pimpinan PT. Seger itu tidak bisa diterima massa aksi. Mereka tetap menuntut agar pembelian jagung di atas HPP 4.200. Mereka juga menuntut janji Bupati Dompu, H. Kader Jaelani dalam visi misinya untuk mewujudkan masyarakat Dompu yang Mandiri Sejahtera Unggul dan Religius (Mashur) melalui program Jara Pasaka (Jagung Porang, Padi, Sapi dan Ikan). Program jagung menjadi primadona di Kabupaten Dompu, maka Pemerintahan AKJ-SYAH harus merealisasikan janji-janjinya untuk menaikkan harga jagung di atas 5.000 per kg.
Dialog itu sempat memanas dan diwarnai ketegangan karena massa aksi mendesak pihak perusahaan pembelian jagung dan Pemda agar merealisasikan pembelian jagung di atas HPP.
Menyikapi tuntutan massa aksi, akhirnya kedua pimpinan pengusaha jagung (Seger dan Joko) memutuskan untuk menutup sementara waktu. Sementara Gudang William mengambil keputusan yang berbeda. Pimpinan William menyatakan akan mengupayakan pembelian jagung seharga Rp. 4.200 dengan Kadar Air (KA) 17%.
Pimpinan Gudang Seger yang dikonfirmasi koranlensapos.com usai dialog itu menyatakan akan menutup gudang selama 2x24 jam guna mengevaluasi tuntutan massa aksi terkait harga pembelian jagung. Sedangkan Pimpinan Gudang Joko tidak menyebutkan jangka waktu penutupan gudangnya.
"Belum tau nanti kita lihat kondisinya," jawabnya singkat.
Acara dialog tersebut dihadiri pula oleh Sekda Dompu Gatot Gunawan PP, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Muhammad Syahroni, Plt. Kepala Bakesbangpol Ardiansyah, Kasat Intelkam Polres Dompu IPTU Abdul Haris, Camat Manggelewa Syaiful Arif, Kapolsek Manggelewa IPDA Bukhari Maha Putra, WS Danramil Manggelewa Peltu Toto Supriadi, dan berbagai elemen lainnya.
Untuk diketahui dialog yang berlangsung di Aula Kantor Camat Manggelewa merupakan hasil mediasi antara aparat keamanan dari TNI-POLRI dan Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu yang diwakili Sekda Gatot Gunawan PP didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Muhammad Syahroni dan Plt. Kepala Bakesbangpol Ardiansyah serta Camat Manggelewa Syaiful Arif. dengan Korlap massa aksi.
Sebelumnya massa aksi melakukan pemblokiran jalan Lintas Sumbawa di Desa Tekasire itu. Kapolres Dompu, AKBP Zulkarnain, S. IK menginstruksikan agar blokade jalan dibuka secara paksa karena berbuntut kemacetan total di jalur tersebut. Sempat terjadi kericuhan antara massa aksi berhadapan dengan aparat kepolisian karena berusaha menghalangi pembukaan paksa jalur itu. Akibatnya dua orang mahasiswa dilarikan ke Rumah Sakit Pratama untuk mendapatkan perawatan medis. (emo).