Belajar Kedewasaan Berdemokrasi dari Ruang Sidang Adjudikasi Bawaslu Dompu

Kategori Berita

.

Belajar Kedewasaan Berdemokrasi dari Ruang Sidang Adjudikasi Bawaslu Dompu

Koran lensa pos
Kamis, 21 September 2023
Komisioner KPU Dompu, Agus Setiawan (termohon) bersalaman hangat dengan Muttakun (pemohon) usai sidang adjudikasi perdana di Bawaslu Dompu, Kamis (21/9/2023)


Pembelajaran tentang kedewasaan berpolitik bisa diperoleh dari ruang sidang Adjudikasi Proses Penyelesaian Sengketa Pemilu Bawaslu Kabupaten Dompu, Kamis (21/9/2023).

Dilihat dari judulnya saja menunjukkan adanya sengketa yang perlu mendapat penyelesiaan. 

Kata sengketa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengandung arti, pertama, sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat: pertengkaran: perbantahan, kedua, pertikaian, perselisihan, ketiga, perkara (dalam pengadilan).

Meski ada sengketa yang harus diselesaikan, namun para pihak yang terlibat dalam perkara ini semuanya bersikap dewasa. Para pihak dimaksud yakni Ir. Muttakun didampingi tiga Kuasa Hukum Partai NasDem (Laksamana Adi Putra, SH, Juanda, SH., MH dan Muhammad Safroni, SH) selaku pemohon dan  KPU Kabupaten Dompu selaku termohon yang dihadiri Agus Setiawan, SH dan Sulastriana, SE.

Tidak ada aksi brutal. Tidak ada aksi anarkis. Aksi ngotot pun tidak terjadi, apalagi adu otot. Dalam proses sidang, pihak pemohon membacakan permohonan yang dilanjutkan penyampaian jawaban dari termohon. Semuanya berjalan tertib. Mereka patuh pada proses persidangan yang dipimpin oleh Ketua Bawaslu Swastari Haz. SH didampingi kedua anggota Wahyudin, S. Pd dan Syafruddin, SH itu.

Begitu pula saat pemeriksaan alat bukti, kedua belah pihak sama-sama berdiri dengan tenang dan tertib untuk turut menyaksikan proses itu. 
Usai sidang, kedua belah pihak saling bersalaman dengan melempar senyum penanda keakraban.

Muttakun bersalaman akrab dengan Sulastriana usai sidang adjudikasi di Bawaslu Dompu


Proses sidang adjudikasi ini bukan hanya belajar tentang kedewasaan berdemokrasi. Tetapi juga mengajarkan tentang kecerdasan dalam berdemokrasi. Demokrasi sejatinya bukan melahirkan permusuhan, tetapi justru hendaknya untuk semakin memperkuat ikatan persaudaraan dan persahabatan. (Sekelumit catatan redaksi koranlensapos.com).