Insiden Berdarah di Sondosia Bima, Ini Kronologisnya, Motif Masih Diselidiki

Kategori Berita

.

Insiden Berdarah di Sondosia Bima, Ini Kronologisnya, Motif Masih Diselidiki

Koran lensa pos
Kamis, 07 Oktober 2021

 

     Detik-detik penangkapan terhadap pelaku oleh aparat kepolisian Polsek Bolo. Terlihat pelaku menghindari lemparan batu oleh salah seorang warga 


Bima, koranlensapost.com - Telah terjadi insiden berdarah di Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima NTB pada Rabu (6/10/2021) sekitar pukul 11.45 Wita.


Seorang pria mendatangi salah satu kios di desa tersebut dengan membawa sebilah parang lalu mengamuk dan membacok tiga anak bersaudara yang sedang menonton televisi. Akibat kejadian tersebut, Sri Rahmayanti (12) meninggal dunia di TKP. Sedangkan kedua kakaknya yakni Nursadah dan Muhaimin mengalami luka parah dan segera dilarikan ke RSUD Sondosia yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Seorang anggota polisi yakni KSPKT 3 Polsek Bolo Bripka Suhendra yang mengamankan kejadian itu juga terkena lemparan batu di kepalanya dan terkena tembakan di lengan kanannya. Sedangkan pelaku tewas dihakimi massa di halaman RSUD Sondosia Bima.

     Detik-detik penangkapan terhadap pelaku oleh anggota Polsek Bolo. Tampak polisi sedang bernegosiasi dengan pelaku agar menyerahkan parang yang dipegangnya. Sebagian anggota polisi berusaha mencegah warga yang hendak menghakimi pelaku


Kapolres Bima AKBP Heru Sasongko, S.I.K melalui Kabag OPS AKP Herman, S.H mengungkapkan kronologis terjadinya tragedi maut tersebut. Saat itu korban Sri Rahmayati (Ante) bersama Nursadah dan Muhaimin sedang nonton TV di rumahnya tiba-tiba datang pelaku bernama Sukardin (status duda pekerjaan petani alamat RT 07 Desa Sondosia) dengan membawa sebilah parang dan mengamuk. Pertama kali ia membacok Ante (pelajar SMP). Kedua kakaknya yakni Nursadah (20) dan Muhaimin (16) ingin melindungi adiknya yang dibacok itu. Namun pelaku juga semakin beringas sehingga menyerang keduanya drngan parang.  Mendengar teriakan para korban, datang warga yang ingin menangkap pelaku. Namun pelaku lari ke jalan raya sambil memegang  parang terhunus menuju ke RSUD Sondosia.



Melihat massa yang hendak menyerangnya, pelaku sempat berusaha ingin bunuh diri dengan cara menusukkan parang ke perutnya sehingga membuat ususnya terburai. Dalam kondisi demikian, pelaku masih tetap berusaha kabur untuk menyelamatkan diri dari kejaran massa.

     Detik-detik saat pelaku menyerahkan sajamnya kepada Bripka Suhendra


Pada pukul 12.00 Wita datang Anggota Jaga Polsek Bolo yang dipimpin oleh KSPKT 3 Bripka Suhendra untuk membantu warga mengamankan pelaku yang masih memegang senjata tajam berupa parang yang sudah terhunus. Negosiasi berhasil, pelaku  mau menyerahkan senjata tajam berupa parang yang dipegangnya kepada Bripka Suhendra. Setelah sajam diserahkan, pelaku kemudian dibawa oleh Bripka Suhendra menuju ke arah jalan Raya Menuju Desa Sanolo sambil menunggu kendaraan. Pada saat bersamaan massa sudah banyak berkerumun di lokasi itu dan melakukan pelemparan ke arah pelaku yang sedang dipeluk oleh Bripka Suhendra. Lemparan batu oleh masyarakat juga melukai kepala Bripka Suhendra. Hal itu dimanfaatkan oleh pelaku untuk berontak lalu merampas Senjata Api jenis Revolver milik Bripka Suhendra serta melepaskan diri dari pelukan Bripka Suhendra. Posisi pada saat itu sudah di jalan Raya depan RSUD Sondosia. 

Pelaku yang sudah menguasai Senjata Api milik Bripka Suhendra langsung melakukan tembakan ke arah Bripka Suhendra. Akibatnya KSPKT 3 Polsek Bolo itu mengalami luka tembak sebanyak 1 kali mengenai lengan tangan kanan yang membuatnya terjatuh di aspal. Melihat peristiwa itu,  anggota polisi yang lain melakukan penembakan peringatan ke arah pelaku.  Namun pelaku tetap melakukan penembakan sampai habis peluru. Setelah itu pelaku terjatuh akibat ditembak dan dilempar oleh massa.  


     Pelaku terkapar di halaman RSUD Sondosia Bima, terlihat anggota polisi berusaha menghalangi massa yang ingin menghakimi pelaku

Anggota Polsek Bolo langsung mengamankan Senpi Bripka Suhendra di tangan pelaku dan membawa pelaku ke ruang IGD RSUD Sondosia dan sampai di pintu gerbang dihalangi oleh Massa sehingga masyarakàt melakukan pemukulan terhadap pelaku yang mengakibatkan pelaku meninggal dunia di Halaman RSUD Sondosia.

Bripka Suhendra yang mengalami luka tembak dan luka di kepala akibat pelemparan oleh massa dilakukan evakuasi di Ruang IGD RSUD Sondosia dan kemudian dirujuk ke RSUD Bima akibat luka tembak di lengan kanan.


Dari kejadian tersebut  Sri Rahmayanti, 13 Tahun, pelajar, alamat dusun Ntandadeu Desa Sondosia Kecamatan  Bolo Kabupaten Bima meninggal dunia. Sedangkan kakak perempuannya Nursadah (20) status mahasiswi mengalami luka berat. Demikian juga abangnya Muhaimin (17 tahun) status pelajar SMA mengalami luka ringan. 
Adapun Bripka Suhendra, KSPKT Polsek Bolo, Alamat Rt 04 Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima mengalami luka tembakan dan luka bagian belakang kepala (Korban dirawat di RSUD Bima dan rencana dirujuk ke Mataram).

"Saat ini anggota kita Bripka Sehendra sedang dirawat dan rencana akan dirujuk ke Mataram," sebut AKP Herman.

Selanjutnya untuk meredam kejadian tersebut tindakan yang dilakukan Polres Bima yaitu melakukan pengamanan TKP serta barang bukti dan melakukan evakuasi korban menuju rumah sakit.

"Untuk menjaga situasi tetap kondusif kita berkoordinasi dengan TNI, Pemerintah serta Tokoh masyarakat setempat," ujarnya 

Dikatakannya pihak kepolisian masih menyelidiki motif yang melatarbelakangi terjadinya penganiayaan berat yang dilakukan oleh pelaku.
"Untuk motifnya masih dilakukan penyelidikan," pungkas AKP Herman
Sampai saat ini pengamanan masih dilakukan oleh personil polres Bima beserta jajaranya dan sampai saat ini situasi di desa Sondosia kec Bolo masih terkendali.

Menurut informasi yang dihimpun media ini bahwa pelaku pernah menjadi TKI di Malaysia. Di negeri jiran itu pelaku melakukan pembunuhan sehingga divonis hukuman mati namun menjalani hukuman selama 20 tahun. Setelah bebas pelaku kembali ke kampung halamannya di Desa Sondosia sekitar 3 bulan lalu.

Pelaku melakukan penganiayaan berat diduga karena gangguan jiwa akibat stress. (Tim).