Totalitas Untuk Kilo, Rudi Purtomo Gencarkan Program Aktivasi

Kategori Berita

.

Totalitas Untuk Kilo, Rudi Purtomo Gencarkan Program Aktivasi

Koran lensa pos
Selasa, 07 September 2021

 

                Plt. Camat Kilo, Rudi Purtomo, SP

Dompu, koranlensapost.com - Rudi Purtomo, SP mengemban amanah dari Bupati Dompu sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Camat Kilo tertanggal 1 Juli 2021 lalu. Meski statusnya masih sebagai Plt, namun ia berusaha menjalankan tugas yang diletakkan di pundaknya itu dengan sebaik-baiknya.

Totalitas. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kesungguhan pria energik ini dalam memikul tanggung jawab yang diembannya itu. Tidak mengenal kata lelah, lelaki jangkung yang biasa disapa Mas Pur ini terus menyibukkan dirinya untuk mengurus masyarakat. Istri dan kedua anak kesayangannya rela ia tinggalkan di kediamannya di Desa Lepadi Kecamatan Pajo demi menjalankan tugas pengabdian yang telah disematkan padanya. 
Uniknya lagi, ketika berpamitan pada keluarganya hendak ke Kilo, tanpa sadar ia mengucapkan kalimat "Saya pulang dulu ke Kilo,". Kalimat itu mengandung isyarat totalitas tenaga dan pikirannya sudah ia curahkan untuk Kilo.

Tidak hanya itu, ribuan cabe organik berbuah besar, panjang dan tahan lama yang menghasilkan fulus jutaan rupiah baginya di Desa Tembalae Kecamatan Pajo juga ia tinggalkan. Tidak terkecuali proyek besar yang ia rencanakan untuk membangun kafe dengan kuliner menu serba organik juga ia urungkan. Semua ditinggalkannya demi menjalankan tugas negara yang telah diamanatkan kepadanya.


Seiring perjalanan waktu, rasa cinta terhadap Dana Kilo kian tertambat di relung hatinya.

"Saya mencintai tanah Kilo dan seluruh masyarakatnya. Kilo sudah menjadi bagian dari diri saya," ucap Direktur Forum Pengusaha Sanitasi (For-PaS) yang pernah menerima penghargaan AMPL Awards 2017 dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brojonegoro itu kepada wartawan di ruang kerjanya beberapa hari lalu.

Rudi Purtomo (RP) memiliki pengalaman bertahun-tahun sebagai Fasilitator Nasional Kementerian Dalam Negeri. Ia pernah ditugaskan di Kabupaten Timika Provinsi Papua, di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur (tepatnya di Desa Riangbao Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata - NTT) maupun di Ambon Provinsi Maluku. Semua itu menjadi modal utama baginya di dalam membangun Kecamatan Kilo agar bisa mengejar ketertinggalannya dan mencapai kemajuan yang bermuara pada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. 

Langkah awal yang dilakukannya adalah membangun teamwork yang solid agar bisa bekerja sama di dalam melakukan suatu pekerjaan yang direncanakan. 

"Karena sehebat apapun segala rencana perubahan yang kita buat, nol besar hasilnya bila Teamwork kita masih lemah," ujar pengusaha closet bermerk TIM (Tai Is Money) tersebut.


"Karawi Sama, Sama Karawi". Itulah kalimat bertuah yang ia gaungkan. Baginya kalimat itu bukan sekadar slogan hiasan bibir semata. Tetapi harus diejawantahkan secara nyata, yaitu semua bagian bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing serta bisa bekerja sama secara terpadu dan kompak untuk menyesaikan suatu pekerjaan.

Ia mulai melakukan pembenahan-pembenahan internal. Misalnya dengan membina kedisiplinan aparatur, pembagian job description yang jelas, lalu pemahaman akan tupoksi masing-masing. Langkah aktivasi awalnya adalah menginstruksikan pelaksanaan Upacara Bendera di Kantor Camat dan di semua Kantor Desa se Kecamatan Kilo. Dikatakannya melalui kedisiplinan melaksanakan Upacara Bendera itu juga merupakan saat yang tepat untuk memberikan pengarahan-pengarahan dalam pembagian job desk dan tupoksi aparatur. 
Ia menjelaskan Upacara Bendera selain melatih kedisiplinan, juga mengasah jiwa patriotisme serta moment yang tepat bagi Kepala Desa membina aparat-aparatnya dan menyampaikan instruksi-instruksi penting terkait tupoksi serta kebijakan-kebijakan.

Langkah koordinasi dan komunikasi ia bangun pula bersama Forum Musyawarah Pimpinan Kecamatan (MUSPIKA), Kepala-Kepala Desa se - Kecamatan Kilo, tokoh agama, tokoh pemuda, serta para pemuda yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam upaya bersama menuju Kilo yang lebih maju dan unggul.

"Bahkan Anggota Legislatif Dapil III (Manggelewa dan Kilo) pun, intens saya ajak diskusi untuk meramu strategi membangun Kecamatan Kilo," tuturnya.

Aktivasi pasar juga ia lakukan. Pasar Paropa di Desa Malaju yang selama ini mangkrak (terbengkalai), ia aktifkan kembali. Ia paham betul bahwa aktivitas perdagangan di pasar sangat strategis untuk menghidupkan roda perekonomian masyarakat.  

Langkah aktivasi berikutnya adalah aktivasi Kepala Dusun. Kadus yang selama ini berkantor di Kantor Desa, ia instruksikan untuk 'berkantor' di tengah masyarakat. 
"Kantornya Kadus adalah bersama masyarakatnya, bukan di Kantor Desa ini sudah menjadi ketentuan dalam Permendagri. Aturannya sudah ada. Tugas saya hanya mengaktivasi kembali," ucapnya.

Disebutnya Kadus, Kepala Desa dan Perangkat Desa diatur tupoksinya dalam Permendagri No 84 tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

"4 tupoksi Kadus, sama dengan 4 tupoksi Kades yaitu Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pembangunan, Pembinaan Kemasyarakatan, dan Pemberdayaan Masyarakat makanya saya istilahkan Kadus itu adalah "Kades"-nya Dusun," paparnya panjang lebar.

Pengalaman 12 tahun berkecimpung di dunia pariwisata Pantai Lakey Hu'u juga membuatnya memberikan dukungan dan spirit kepada pemuda-pemuda Pokdarwis yang ada di desa-desa di Kecamatan Kilo. Ia mengakui sekaligus mengagumi keindahan natural destinasi wisata pantai di Kecamatan Kilo yang sangat layak untuk dikunjungi wisatawan. Pantai Paropa di Desa Malaju, Pantai Nanga To'i di Desa Lasi, pantai-pantai di Desa Mbuju, Kramat, maupun di Desa Kiwu menurutnya memiliki nuansa estetika yang tiada tara.
"Ada lagi lokasi Teka Wadu Tunti juga tempat yang bagus juga mengandung nilai sejarah," ujarnya.

Disebutnya Teka Wadu Tunti adalah salah satu tanjakan di Desa Mbuju. Wadu Tunti dalam bahasa daerah berarti batu bertulis (prasasti). 

"Batu itu sudah tidak ditemukan lagi tapi ini sejarah yang perlu kita telusuri menunjukkan bahwa peradaban masyarakat Kilo ini sudah sangat lama," jelasnya.


Jurus-jurus 'gila' Rudi Purtomo dalam memajukan dunia pariwisata sedikit demi sedikit mulai dikeluarkannya. Saat ini ia mulai menggagas kursus Bahasa Inggris bagi anak-anak guna menyongsong kunjungan wisatawan mancanegara. Industri-industri Rumah Tangga (IRT) yang pernah menggeluti usaha produksi olahan makanan lokal dimintanya untuk kembali aktif lagi.

"Ayo ibu-ibu industri rumah tangga aktifkan lagi bikin kue-kue makanan khas Kilo, saya yang akan bantu menjualkan tapi keuntungannnya dibagi dengan saya," tantang tokoh muda yang menjadi Pembicara Nasional di bidang sanitasi tersebut.

Bukan itu saja, bersama Pokdarwis setempat dibangun Lapangan Voli Pantai di Pantai Nanga To'i yang kini sudah ramai digunakan oleh masyarakat. Tidak tanggung-tanggung, event akbar Kejuaraan Voli Pantai se NTB hendak dihelat di lokasi ini. Pegadaian pun sudah siap menjadi sponsor kegiatan tersebut.

"Rencananya setelah PON Papua," ucapnya.

Selaras dengan program aktivasi IRT dan pengembangan destinasi wisata di atas, ia juga memberikan imbauan lewat media sosial. Bagi pendatang yang akan berkunjung ke Kilo, diharapkan agar tidak membawa makanan dan minuman, tetapi cukup membawa uang saja dan membeli makanan atau minuman pada pedagang di Kilo.

"Kalau bawa makanan dan minuman dari luar berarti membawa sampah bagi kami di Kilo. Cukup bawa uang saja dan beli makanan di Kilo," pintanya. 

Upaya meminimalisir pergerakan rentenir juga dilakukannya dengan membangun kemitraan bersama pegadaian. Pada Kamis, 2 September 2021 lalu, Deputi Bisnis PT. Pegadaian (Persero) Area Se Pulau Sumbawa, I Made Sriada bersama Plt. Camat Kilo Rudi Purtomo telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk membuka pelayanan sistem keagenan di Kecamatan Kilo. (emo).