Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tomat di Indonesia

Kategori Berita

.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Tomat di Indonesia

Koran lensa pos
Selasa, 22 Juni 2021

Oleh : Elissa Damayanti'

                        Elissa Damayanti

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Indonesia juga merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya yang berada di pedesaan bermata pencaharian sebagai petani. Wilayah Indonesia yang membentang dari barat sampai timur memungkinkan rakyat Indonesia untuk memanfaatkan tanah sebagai lahan pertanian. Perkembangan sektor pertanian di Indonesia masih sangat strategis. Indonesia merupakan negara pertanian artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional, ditunjukkan dengan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang pada sektor pertanian. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas unggulan hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis penting di Indonesia. Buah tomat banyak dimanfaatkan sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, minuman, dan sebagai bahan baku industri misalnya dibuat saus, bahan pewarna makanan, dan kosmetik. Tomat juga sebagai sumber gizi. Adapun kandungan dalam tomat, yakni vitamin A, K, B1, B5, B3, B6, B7, dan C dengan kadar cukup tinggi. Selain itu, tomat juga mengandung mineral penting seperti folat, besi, kalium, magnesium, kromium, kolin, seng, dan fosfor. Tomat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan diantaranya, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah, mengurangi resiko stroke, dan juga baik untuk kesehatan kulit.
Banyaknya hasil produksi tomat dipengaruhi oleh faktor - faktor produksi seperti lahan, peralatan usahatani, tenaga kerja, benih/bibit, pupuk, dan pestisida. Lahan adalah tanah terbuka atau tanah garapan, peralatan usaha tani adalah alat-alat yang digunakan dalam proses produksi, bibit adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau secara vegetatif, Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Pestisida ialah zat kimia yang digunakan untuk mencegah hama penyakit yang berpotensi merusak tanaman dan mengganggu hasil pertanian.
Solusi yang digunakan untuk meningkatkan produksi tomat yaitu dengan mempertahankan luas lahan yang memiliki kesuburan tanah yang baik, melakukan pemeliharaan tanah atau pengawetan tanah dengan tujuan untuk mencegah/memperbaiki kerusakan tanah, dan memelihara kesuburan tanah. Pemilihan bibit yang baik dan yang tahan terhadap hama, dan bervarietas unggul sehingga menunjang terbentuknya output yang maksimal. Pengunaan pestisida yang tepat dengan dosis yang sesuai, menggunakan pupuk sesuai dosis yang tepat agar tidak merusak kesuburan dan unsur hara dalam tanah dan lebih mengutamakan menggunakan penggunakan pupuk organik agar lebih ramah lingkungan.
Metode yang digunakan dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan- pelatihan. Karena tidak semua petani berpendidikan tinggi sehingga pola pikir petani yang tidak  berkesempatan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih sulit menerima inovasi teknologi baru dikarenakan kebiasaan turun-temurun dari keluarga. Maka dari itu perlu diadakan penyuluhan dan pelatihan- pelatihan. Seperti cara menjaga atau mengawetkan tanah, penyuluhan takaran pestisida yang baik agar tidak merusak tanah, penggunaan pupuk yang baik untuk tanah, penyuluhan bagaimana cara memilih bibit yang bagus, bagaimana cara pemeliharaan tomat yang baik karena pemeliharaan berpengaruh signifikan terhadap produksi tomat dll.
Meningkatkan produksi pertanian harus memperhatikan faktor – faktor produksinya agar mendapat hasil yang maksimal. Luas lahan memepengaruhi produksi pertanian karena semakin luas lahan semakin besar hasil produksinya, sebaliknya semakin sedikit lahan semakin sedikit pula hasil produksinya. Tenaga kerja adalah manusia yang aktifitasnya mencurahkan tenaganya untuk memenuhi kebutuhan hidup layak. Tenaga kerja mempengaruhi proses produksi karena sebagai pelaku proses produksi sampai dihasilkan barang maupun jasa. Menurut Dumairy (1996) tenaga kerja adalah penduduk yang berumur pada batas usia kerja, dimana batas usia kerja setiap negara berbeda-beda. Di Indonesia batas usia kerja menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Pemanfaatan tenaga kerja dalam proses produksi haruslah dilakukan secara manusiawi, artinya pada saat memanfaatkan tenaga kerja dalam proses produksi harus menyadari bahwa kemampuan mereka ada batasnya, baik tenaga maupun keahliannya, pemanfaatan tenaga kerja tersebut harus mengikuti peraturan yang dikeluarkan pemerintah salah satunya dalam menetapkan besarnya gaji tenaga kerja. Bibit merupakan salah satu faktor produksi yang sangat menentukan keberhasilan usaha tani, gunakanlah bibit yang memiliki daya tahan terhadap serangan penyakit sehingga meminimalisir resiko kegagalan panen. Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik yang berupa tumbuhan, serangga, maupun hewan yang mengganggu tanaman pertanian. Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas, pestisida digolongkan menjadi insektisida, herbisida, nematisida, fungisida, dan rodentisida. Tidak hanya hama saja, pestisida pun mampu memberantas tanaman pengganggu atau gulma. Selain itu, pestisida juga dibutuhkan untuk mengatur maupun merangsang tumbuhnya tanaman. Pestisida juga bisa mencegah hama-hama air selain hama darat dan binatang pengganggu seperti ular, termasuk memberantas binatang yang menyebabkan penyakit pada manusia. Pestisida jika tidak digunakan dengan dosis  yang tepat atau secara berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal, kandungan nutrisi tanaman bercampur dengan pestisida, menurunkan kesuburan tanah, tanaman jadi rusak dll. Untuk mengurangi penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan penggunaan pestisida alami agar lebih ramah lingkungan. Pupuk mempengaruhi proses produksi karena pupuk membantu tanaman untuk tumbuh lebih subur dan meningkatkan unsur hara dalam tanah. Pupuk adalah bahan yang memiliki kandungan satu atau lebih unsur hara yang diberikan pada tanaman atau media tanam untuk mendukung proses pertumbuhannya agar bisa berkembang secara maksimal. Pupuk Organik adalah pupuk yang memiliki kandungan senyawa organik. Pupuk organik kebanyakan berasal dari alam, yang terproses alami atau dengan rekayasa. Contoh pupuk organik adalah pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk guano dll. Pupuk Anorganik adalah pupuk yang memiliki senyawa anorganik. Pupuk anorganik kebanyakan merupakan pupuk buatan, maupun pupuk alam yang terbuat dari bahan kimia. Contoh pupuk anorganik adalah Pupuk NPK, Pupuk Urea, Pupuk TSP, Pupuk ZA dll. Pupuk harus digunakan dengan dosis yang tepat karena penggunaan pupuk yang berlebihan dapat merusak kesuburan tanah, tanah menjadi asam, tanah menjadi tidak gembur, dapat menyebabkan keracunan pada tanaman, dan dapat mengurangi atau menghilangkan beberapa unsur hara yang tersedia untuk tanaman dan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Penggunaan pupuk dan pestisida yang tidak tepat atau secara terus – menerus dapat merusak tanah sehingga diperlukannya pengawetan tanah.
Pada proses produksi merupakan proses mengolah input untuk menghasilkan barang (output), dimana jumlah output akan dipengaruhi oleh besar atau kecilnya input. Faktor - faktor produksi meliputi lahan, peralatan usahatani, tenaga kerja, benih/bibit, pupuk, dan pestisida. Untuk mendapat hasil produksi tomat yang maksimal perlu memperhatikan faktor – faktor produksi seperti pemilihan bibit yang baik dan berkualitas agar menghasilkan produk yang berkualitas, luas lahan dan kesuburan tanah yang dimiliki, cara pemeliharaannya, karena berpengaruh pada produksi tomat yang dihasilkan, pestisida dan pupuk yang digunakan harus tepat dan sesuai dosis, karena pengunaan pestisida dan pupuk yang berlebihan dapat merusak atau menghilangkan unsur hara dalam tanah, sebaiknya menggunakan pupuk organik agar lebih ramah lingkungan, pengunaan pestisida dapat dikurangi dengan memanfaatkan pestisida alami, pemeliharaan tanah dengan melakukan pengawetan tanah juga diperlukan agar unsur hara dalam tanah terjaga. Perlunya melakukan penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan-pelatihan agar petani-petani kecil juga bisa mengikuti perkembangan teknologi. (*Penulis adalah Mahasiswi Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang)