Dermaga Kempo Sempit dan Minim Layanan Air Tawar

Kategori Berita

.

Dermaga Kempo Sempit dan Minim Layanan Air Tawar

Koran lensa pos
Senin, 21 Juni 2021
                     Dermaga Kempo (Dok. LP)


Dompu, koranlensapost.com - Dermaga Kempo yang berlokasi di Desa Soro Barat Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu NTB dalam beberapa tahun ini dijadikan sebagai pelabuhan untuk memuat jagung yang akan dikirim ke luar daerah.
Banyak kapal pengangkut barang berukuran besar  yang bergantian memasuki pelabuhan tersebut untuk memuat jagung. Ada juga beberapa kapal yang  mengantre di tengah laut.

Seorang awak kapal kepada wartawan mengaku antrean kapal pengangkut jagung di tengah laut  bisa memakan waktu belasan hari lamanya. Hal itu disebabkan karena kondisi pelabuhan yang terlalu kecil sehingga kapal-kapal tersebut tidak bisa berlabuh di dermaga.
"Kami antre selama 16 hari di sekitar sini karena kapal tidak bisa berlabuh," ungkap seorang awak kapal KM. Asia Persada.
Dikatakannya banyak kesulitan yang dihadapi awak kapal bila terlalu lama mengantre di tengah.
 laut. Salah satunya adalah kesulitan mendapatkan air tawar. 
            Paulus, Kapten KM. Asia Persada

Hal itu dibenarkan pula oleh Paulus, Kapten KM. Asia Persada. Pelabuhan Kempo sangat kecil sehingga memperlama antrean kapal-kapal di tengah laut.

"Bisa dilihat pak kapal kami panjangnya 91 meter ujung sana dan ujung sana menggantung karena pelabuhannya terlalu pendek," kata Paulus.

Ia sangat berharap kepada Pemda setempat melakukan upaya merenovasi pelabuhan tersebut untuk memudahkan proses pengangkutan jagung yang merupakan hasil produksi unggulan bidang pertanian di daerah tersebut.

"Kalau bisa pelabuhan ini diperlebar lagi paling tidak dua kapal bisa masuk sekaligus seperti umumnya pelabuhan yang lain," pinta Paulus.

Pria asal Larantuka, Flores NTT yang menjadi awak kapal sejak tahun 1984 ini juga mengatakan ada rencana pemerintah daerah setempat untuk merenovasi pelabuhan tersebut.

"Saya dengar pak Bupati yang baru ada rencana mengembangkan pelabuhan ini semoga segera terwujud," ucapnya.

Persoalan air tawar juga menjadi hambatan bagi para awak kapal saat berlabuh di dermaga tersebut. Air tawar diperoleh masih dengan menggunakan layanan tangki (tandon) berukuran kecil yang berkapasitas hanya 1.800 liter. Padahal penampungan air milik kapal tersebut mencapai 80 ton. Menurutnya perlu disiapkan oleh Pemda setempat pelayanan air bersih menggunakan pipa sehingga setiap saat bisa langsung dipergunakan oleh para awak kapal.

"Kami harus benar-benar irit air untuk kebutuhan sehari-hari. Ini kapal sebelah ini kehabisan air sehingga air yang ada di kapal kami dulu yang dipakai," ujarnya mengakhiri. (emo).