PILKADES, HARI PAHLAWAN DAN PAUD

Kategori Berita

.

PILKADES, HARI PAHLAWAN DAN PAUD

Koran lensa pos
Minggu, 10 November 2019
Oleh : Ihlas Hasan*


PILKADES, HARI PAHLAWAN dan PAUD merupakan tiga frase/akronim yang sangat berbeda. 

PILKADES adalah Pemilihan Kepala Desa sebagai aktualisasi pesta demokrasi lokal, di mana masyarakat desa memilih pemimpinnya untuk lima tahun ke depan. Karena desa adalah eksekutif level dasar sekaligus sebagai eksponen terpenting dari negara ini. Maju mundurnya bangsa bergantung sungguh pada wajah pendidikan, ekonomi dan sosial di tingkat desa.

Sementara HARI PAHLAWAN adalah momentum refleksi historis; mengenang, menghormati dan menginternalisasi nilai-nilai yg diwariskan para pendahulu yg adiluhung. Menjadikan nilai, etika, keberanian, pengorbanan dan moralitas perjuangan mereka sebagai perkakas mulia untuk diteladani dalam kerangka membangun peradaban bangsa yang berkemajuan.

Demikian juga dengan PAUD, sebuah lembaga yang berurusan dengan pendidikan anak usia dini. Lembaga PAUD merupakan rumah peradaban pertama bagi generasi. Sebagai wadah untuk  mentransformasi nilai dan kebajikan kepada anak-anak kita.
Berbagai hasil riset menemukan bahwa PAUD adalah fase pendidikan yang sangat fundamen dan penentuan konstruksi karakter dan intelektual anak pada jenjang pendidikan selanjutnya. Jika proses stimulasi pada jenjang PAUD-nya baik, maka Insya Allah pada fase pendidikan selanjutnya ada harapan positif.

Sebagai contoh, cemerlangnya peradaban barat tidak lepas dari usaha keras Maria Montessori, Frederick Wilhelm Froebel, Johann Heinrich Pestalozzi, dan Lev Vygotsky, serta lainnya . Mereka adalah legenda dan pahlawan PAUD yang berkontribusi besar atas bersinarnya peradaban Amerika dan Eropa.
Sehingga, bila ingin Indonesia-Dompu ini maju, maka majukanlah lembaga PAUD yang ada di desa kita masing-masing. Perhatikan nasib guru-gurunya dan sarana prasarana yang dimiliki.

Lantas apa hubungannya PILKADES, HARI PAHLAWAN DAN PAUD?

Sejak tiga tahun lalu saya mendapat tugas negara sebagai Asesor BAN PAUD PNF Kemdikbud RI. Saya kerap mendengar curahan hati (curhat) ibu-ibu guru PAUD. Betapa pemerintah desa tidak memperhatikan mereka.  Bahkan tidak pernah mendukung sama sekali. Padahal UU desa mengamanatkan 20% dari Dana Desa diperuntukkan bagi layanan dasar, salah satunya layanan pendidikan (anak usia dini). Desa melalui amanat UU berkewajiban mendukung penuh terhadap penyelenggaraan PAUD di desanya, demi mendukung nawacita; mewujudkan Indonesia emas di 2045 mendatang.

Untuk itu, momentum PILKADES serentak ini semoga menjadi arus balik kebangkitan PAUD di Kabupaten Dompu. Mulailah dengan memilih  calon kepala desa yang berkualitas paten (kualifikasi akademik, kompetensi dan integritas)  yang mendukung penuh keberadaan lembaga PAUD di desanya (bukan kampanye yah). Jangan pilih  kepala desa karena faktor kepentingan personal, apalagi karena uang, jangan sampai !

Dan terakhir, point penting yang ingin saya sampaikan bahwa, Guru PAUD (juga) merupakan Purnama Bangsa yang dengan sukarela tanpa digaji, mengajar anak-anak kita, anak-anak yang akan memimpin dan mewariskan agama dan bangsa ini. Mereka Guru PAUD adalah pahlawan pena yang layak mendapatkan apresiasi dan diberi hormat pada momentum hari pahlawan; hari ini dan hari-hari Pahlawan selanjutnya...

Selamat Hari Pahlawan...
Selamat Menjemput Pilkades Serentak...
Selamat Untuk Semua Pahlawan PAUD... (*Penulis adalah guru PAUD Amalia Kreatif desa Karamabura kecamatan Dompu).