Bagi Gaji dan Tunjangan Part 2, HML dan Umi Elly Disambut Isak Tangis

Kategori Berita

.

Bagi Gaji dan Tunjangan Part 2, HML dan Umi Elly Disambut Isak Tangis

Koran lensa pos
Rabu, 18 September 2019

Kota Bima, Lensa Pos NTB - Begitu banyak kontroversial ditengah-tengah ketulusan hati Orang Nomor satu di Kota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE saat membagikan gaji dan tunjangannya selama setahun kepada Warga tidak mampu di Rabadompu Barat kemarin. Tak sedikitpun melunturkan niat Walikota Bima menghentikan niat tulusnya.
Terbukti Selasa sore kemarin (17/9/2019) Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE didampingi istri Hj. Ellya HM. Lutfi melanjutkan niatnya membagi gaji dan tunjangannya di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat,  yang sengaja ditabungnya bersama istri selama 1 tahun dirinya memimpin Kota Bima. "Ini sudah ikrar dan niat saya sebelum jadi Walikota, saya akan memberikan gaji dan tunjangan saya selama setahun untuk warga miskin di Kota Bima", ucap Walikota Bima kepada Lensa Post.
Ketika ditanya kontroversial tentang pembagian gaji dan tunjangan tersebut, dengan santai HM. Lutfi menjawab, bahwa niat kita beramal tidak perlu harus mendapat pujian dan caci maki sekalipun, yang penting diri kita dan Allah SWT yang menilai sudah cukup, dan saya tidak akan menghentikan cara saya membagi gaji dan tunjangan saya, hanya karena terpengaruh penilaian orang, karena apa yang saya sumbangkan murni dari harta pribadi saya dan bukan Uang negara, kata Pak Wali.
Kehadiran H. Muhammad Lutfi, SE bersama Hj. Ellya di Kelurahan Tanjung disambut hangat Lurah Tanjung dan masyarakat. Tanpa menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, Pak Wali dan Umi Wali langsung blusukan mendatangi satu persatu warga kurang mampu untuk diberikan tali asih ala kadarnya, "jangan dilihat besar kecilnya, semoga ini bermanfaat", ucap pak Wali saat menyodorkan amplop.

Kehadiran Kepala Daerah bersama istri di Kelurahan Tanjung ini mendapat reaksi positif dari Ketua RW, Ketua RT, dan Tokoh masyarakat, bahkan tidak sedikit yang sempat meneteskan air mata haru, ini bagian dari miniatur sejarah kepemimpinan orang-orang terdahulu, yang mampu merefleksikan jiwa kepemimpinannya untuk lebih mengutamakan kepentingan dan kebutuhan rakyat kecil, diatas kepentingan dirinya dan keluarga. (SUKUR)