
Dompu, koranlensapos.com -
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Sabtu (12/8/2023) mengadakan diskusi bersama para peternak sapi yang berdomisili di wilayah Kecamatan Manggelewa.
Sebanyak 35 peternak dan pengurus kelopmpok tani ternak hadir dalam pertemuan yang digelar di Kantor UPTD Dusnakeswan Kecamatan Manggelewa itu.
Diskusi ini menarik karena menghadirkan dua tamu istimewa. Yakni Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Mataram dan Dr. Nono.
Banyak hal yang diperbincangkan petani bersama kedua tokoh dan pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu. Terutama mengenai pengalaman dalam beternak dan kendala yang dihadapi terkait pengelolaan pakan ternak. Para peternak dengan leluasa bercerita tentang kepemilikan ternak mereka yang terus bertambah hingga mencapai puluhan ekor.
Dalam diskusi tersebut, Professor Dahlanudin dan Dr. Nono mengapresiasi antusiasme peternak dengan jumlah kepemilikan ternak masyarakat saat ini sudah makin banyak. Berdasarkan pengakuan peternak bahkan tidak sedikit kepala keluarga yang memiliki ternak di atas 50 ekor sapi.
"Hal ini membuktikan bahwa minat masyarakat dalam berusaha di sektor peternakan makin konsisten dan berkesinambungan untuk menopang pendapatan keluarga," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Dahlanudin juga menggali informasi teknis maupun strategi dan manajemen pengelolaan pakan untuk jumlah sapi yang banyak tersebut.
Para peternak mengutarakan penjelasan sembari memberi gambaran bahwa di musim tanam jagung mereka melepas di areal pelepasan ternak Doroncanga. Pascapanen sapi-sapi dibawa kembali ke daerah dan lahan masing-masing.
Terkait kebijakan pemanfaatan areal pelepasan ternak Doroncanga, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Muhammad Abduh, SE., M. Si menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah Daerah telah menambah jumlah areal pelepasan Doroncanga.
"Yang semula seluas sekitar 1976 hektar kini diperluas menjadi 2600 hektar," jelas Abduh.
Dikatakannta, penetapan perluasan tersebut melalui Perda Peternakan yang insyaallah akan diundangkan dalam waktu dekat ini.
Lebih lanjut Kadis memberikan gambaran teknis bahwa penyediaan pakan secara mandiri oleh masing-masing peternak dengan memanfaatkan sebagian lahan miliknya untuk ditanami lamtoro dan beberapa pilihan jenis rumput menjadi alternatif solusi untuk menjaga ketersediaan pakan dengan bertambahnya jumlah kepemilikan sapi.
Sebagai penutup sesi diskusi, lebih lanjut Kadis menyampaikan ucapan terima kasih atas semangat para peternak. Kadis berharap agar peternak tetap konsisten untuk berusaha di sektor peternakan guna menopang ekonomi keluarga dan mendukung program JARAPASAKA. (emo).